Jumat, 06 Agustus 2010

"Budi" jual koran...


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu…

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu…

Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal


(“Menara Tugu Pancoran” oleh Iwan Fals)


Kisah Budi yang dilantunkan dengan gaya tutur dendang oleh Iwan fals mengawali tulisan ini. Budi yang harus membagi hidupnya dengan belajar di sekolah dan berjualan koran. Di usia yang biasa diisi dengan bermain setelah lelah memusatkan perhatian di sekolah, Budi justru harus membiarkan tugas sekolah baru dikerjakan setengah untuk bergegas ke jalan dan perempatan. Itu pun sudah disempat-sempatkan karena khawatir menjaja koran sore di waktu malam berpengaruh terhadap pemasukan. Ah, budi… anak sekolahan yang bergelut menjaja koran.


Penggalan kisah Budi itu hanya satu dari jutaan kisah anak di sekitar yang tidak pernah bosan mengetuk pintu hati kita. Tidak pernah bosan bahkan ketika hati kita yang bosan mendengarnya.


Anak-anak seperti Budi tidak pernah punya waktu untuk memikirkan bagaimana caranya bisa menggolkan bola ke gawang lawan dalam game “winning eleven”. Tidak juga terpikirkan untuk menyisakan uang untuk membeli console PS 3 yang akan diluncurkan di Indonesia. Boro-boro beli PS 3, untuk makan saja tidak berani memikirkan menunya. Apapun yang didapat, itu adalah rahmat. Bersyukur bisa makan tanpa memikirkan berapa kandungan gizi dan vitamin, apakah mengandung MSG, formaline, atau zat yang paling karsinogen sekalipun. Bersyukur Allah sudi memberi setetes kenikmatan berupa makan.

Namun demikian Budi tidak lupa untuk membagi waktunya bersama satu hal yang menurutnya tidak kalah pentingnya dengan makan, yaitu belajar.


Si Budi kecil kuyup mengigil

menahan dingin tanpa jas hujan

di simpang jalan tugu pancoran

tunggu pembeli jajakan koran


Menjelang maghrib hujan tak reda

Si Budi murung menghitung laba

Surat kabar sore dijual malam

Selepas Isya melangkah pulang


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu…

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu…

Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal



Cepat langkah waktu pagi menunggu

Si Budi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah Si Budi diami dua sisi?


“Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”firman Allah kepadamu dalam surat Ar-Rahman. Satu diantara 144 surat cintaNya kepada kita. Maha benar Allah yang Maha Agung dengan segala firman dalam surat cintaNya.

1 komentar:

  1. "fa bi ayyi aalaa i Rabbikuma tukadzibaan"

    Nice quotation.. Salam kenal, Mas Deniz

    Phie
    http://asree84.wordpress.com/

    BalasHapus