Selasa, 21 Desember 2010

Siapkan Diri Biar Cihuy!


Apa rencanamu 1 tahun ke depan? Lulus sekolah? Naik kelas? Pergi ke luar negeri? Atau masuk universtas luar negeri (baca:swasta punya)? Hah? Belum ada rencana? Jadi menurut kamu, kenapa nggak nanti-nanti aja mikirinnya? Kan daripada pusing-pusing mikirin rencana mending sekarang nikmatin aja semua apa adanya? Santai dan leha-leha…

Yah… Kalau gitu, di awal tahun ini, siapin aja kata-kata sambutan:

SELAMAT DATANG KEGAGALAN, SELAMAT TINGGAL KESUKSESAN!

Pernah denger kalo kegagalan dalam merencanakan berarti merencanakan kegagalan? Yap. Betul itu. Punya rencana matang aja masih ada kemungkinan nggak langsung berhasil, apalagi nggak punya rencana. Dijamin gagal !!! (Mendingan juga dijamin halal…)

Nih, simak dong, pengalaman seorang pemuda yang berhasil menundukkan sebuah kota bernama Konstantinopel di bawah panji Islam di usia 23 tahun !!! Hehe.. Hebat ‘kan? Kenal dong ama dia? Kalau belum, yuk kenalan…

Namanya Muhammad Al-Fatih. Sejak kecil dia udah nyiapin segala yang diperlukan untuk jadi panglima jempolan Islam. Yang pertama dan utama mulai dari kekuatan ruhani. Al-Fatih udah ngasah kekuatan ruhaninya dengan tidak pernah kelupaan untuk sholat malam atawa tahajud sejak dia udah baligh!! Naah… Kalo kamu gimana? Sholat lima waktu udah biasa di masjid? Alhamdulillah kalau udah. Semoga bisa merasakan indahnya sholat penuh kekhusyukan!

Terus, untuk ngelatih fisiknya dalam berperang, Al-Fatih di waktu siang berlatih dengan memanah, bergulat, berkuda, dan segala macem latihan ketrampilan berperang lainnya. Tentu saja dengan selalu setia menunjukkan contoh yang terbaik untuk pasukannya!

Kalo malem, tidur dong? Kan capek? Weits, kalau Al-Fatih malem dipakai untuk belajar Islam dan ilmu-ilmu lainnya!!! Gimana nggak jagoan? Nggak heran orang Islam pernah dibilang bagaikan “singa perkasa di siang hari, rahib di malam hari”. Udah siangnya semangat kerja tiada tara, malemnya penuh dengan dzikir dan tafakur atawa berfikir kepada Allah ta’ala. Inilah Islam dengan wajahnya yang mempesona.

Kalau kamu? siangnya maen PS, malemnya? Nonton bola? Yah… sayang sekali waktunya kurang disayang ya…mmh..mmh.. duuh kasian waktu nggak disayang sama yang punya…

Nah, kalau Al-Fatih udah punya rencana nundukin Konstantinopel sejak masih kecil dan udah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari, kalo kamu mau gimana? Apa dong rencana kamu? Mau terus pasrah nunggu apa pun yang bakal terjadi dengan diri kamu? Atau kamu ingin menjadi penentu pertama dan utama dari nasib kamu? Ingat lho.. Allah nggak akan ngerubah apa-apa yang ada pada suatu kaum tanpa dia ngerubah apa-apa yang ada pada dirinya sendiri!! Jadi, tunggu apalagi? SIAPIN DIRI UNTUK SELALU CIHUY DI MATA ILAHI!!

Jumat, 06 Agustus 2010

"Budi" jual koran...


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu…

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu…

Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal


(“Menara Tugu Pancoran” oleh Iwan Fals)


Kisah Budi yang dilantunkan dengan gaya tutur dendang oleh Iwan fals mengawali tulisan ini. Budi yang harus membagi hidupnya dengan belajar di sekolah dan berjualan koran. Di usia yang biasa diisi dengan bermain setelah lelah memusatkan perhatian di sekolah, Budi justru harus membiarkan tugas sekolah baru dikerjakan setengah untuk bergegas ke jalan dan perempatan. Itu pun sudah disempat-sempatkan karena khawatir menjaja koran sore di waktu malam berpengaruh terhadap pemasukan. Ah, budi… anak sekolahan yang bergelut menjaja koran.


Penggalan kisah Budi itu hanya satu dari jutaan kisah anak di sekitar yang tidak pernah bosan mengetuk pintu hati kita. Tidak pernah bosan bahkan ketika hati kita yang bosan mendengarnya.


Anak-anak seperti Budi tidak pernah punya waktu untuk memikirkan bagaimana caranya bisa menggolkan bola ke gawang lawan dalam game “winning eleven”. Tidak juga terpikirkan untuk menyisakan uang untuk membeli console PS 3 yang akan diluncurkan di Indonesia. Boro-boro beli PS 3, untuk makan saja tidak berani memikirkan menunya. Apapun yang didapat, itu adalah rahmat. Bersyukur bisa makan tanpa memikirkan berapa kandungan gizi dan vitamin, apakah mengandung MSG, formaline, atau zat yang paling karsinogen sekalipun. Bersyukur Allah sudi memberi setetes kenikmatan berupa makan.

Namun demikian Budi tidak lupa untuk membagi waktunya bersama satu hal yang menurutnya tidak kalah pentingnya dengan makan, yaitu belajar.


Si Budi kecil kuyup mengigil

menahan dingin tanpa jas hujan

di simpang jalan tugu pancoran

tunggu pembeli jajakan koran


Menjelang maghrib hujan tak reda

Si Budi murung menghitung laba

Surat kabar sore dijual malam

Selepas Isya melangkah pulang


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu…

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu…

Dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal



Cepat langkah waktu pagi menunggu

Si Budi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah Si Budi diami dua sisi?


“Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”firman Allah kepadamu dalam surat Ar-Rahman. Satu diantara 144 surat cintaNya kepada kita. Maha benar Allah yang Maha Agung dengan segala firman dalam surat cintaNya.

Rabu, 04 Agustus 2010

Belajar Kok Menyenangkan?!

Belajar menyenangkan? Belajar kok menyenangkan?! Yang namanya belajar, ya, perlu kerja keras dan niat yang kuat. Kalo males, gagal, deh! Belajar kok cuma main-main?


Yap, betul. Tetapi nggak 100 % bener. Dalam meraih impian dan tujuan kita, ilmu merupakan kunci untuk meraih semua itu. Dan untuk mendapatkan ilmu, kita harus belajar. Tetapi jangan dikira belajar hanya duduk rapat membaca buku saja. Ada banyak cara untuk belajar. Diskusi atawa ngobrol sama teman, internetan, merangkum buku dengan gambar dan tulisan, ikut pengajian, ndengerin kultum asyik lewat radio, nonton film tentang pengetahuan, ikut pelatihan asyik punya (boleh ditunggu, nih, kabarnya...), dan 1001 cara asyik lain yang bisa kamu reka-reka sesuka hati...

Dan tentu saja untuk meraih impian kita, syaratnya tetap jelas:


1. BERUSAHA –dimana benar satunya adalah belajar-

secara cerdas, keras, dan ikhlas

2. BERDOA

karena doa adalah pengejawantahan impian kita dan ketundukan kita terhadap Allah sebagai penentu hasil akhir dari usaha kita

3. TAWAKKAL

menerima sepenuhnya bahwa apapun hasil dari usaha yang kita lakukan merupakan yang terbaik untuk kita karena Allah lebih tahu apa yang tebaik untuk kita.


Dalam mencapai impian pasti banyak cobaan, rintangan, dan halangan yang tidak mengenakkan. Tetapi kita harus tahu bagaimana untuk tetap semangat meskipun terasa berat. Bahwa apa yang kita lakukan merupakan kesulitan yang sedikit dibandingkan apa yang kita peroleh di akherat kelak. Sampai-sampai, orang yang masuk surga tidak pernah merasakan kesusahan apa pun di dunia karena begitu nikmatnya surga.

Dan ternyata, orang-orang yang hanya berfoya-foya dan berleha-leha di dunia dengan melakukan kemaksiatan dan tidak berusaha mencapai surgaNya dengan melaksanakan kewajiban, mereka tidak merasakan kenikmatan sedikit pun di dunia karena begitu beratnya siksaan yang dirasakan di neraka.

Jadi, belajar memang membutuhkan usaha. Tetapi jangan dirasakan sebagai suatu beban yang sangat memuakkan. Apalagi menjengkelkan dan menjemukan. Ada banyak cara untuk merubah sesuatu yang menjemukan menjadi sesuatu yang asyik dan menyenangkan, kalau kita tahu caranya. (Pingin tahu? Silakan baca bukunya!)

Dan juga, kesulitan waktu belajar tidak terasa sebagai sesuatu yang menakutkan lagi kalau kita tahu. Insya Allah usaha kita akan berbuah keberhasilan. Belajar akan mengantarkan kita kepada impian yang kita idam-idamkan. Paling tidak, meski tidak langsung di dunia, surga sudah menanti di akherat kelak. Karena Allah memudahkan surga bagi para penuntut ilmu.

Kalau udah begitu, apa, sih yang lebih menyenangkan daripada belajar? Tapi jangan dikira belajar hanya mencari ilmu di bangku sekolah saja. Belajar memahami. Belajar mengamalkan. Belajar mengajarkan. Dan belajar saling mengingatkan. Dan kesemuanya itu, dilakukan dalam ikatan iman yang ditegaskan dengan Islam demi mencapai ridlo Allah, satu-satunya sesembahan.


Betapa indahnya berjalan...

bersama para pemburu ilmu pengetahuan....

menuju surgaNya yang indah tak tertahankan...